Jumat, 20 Oktober 2023

AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

 


Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Salam dan Bahagia Ibu/Bapak Guru Penggerak

Tergerak.....Bergerak.....Menggerakkan!!

    Dunia pendidikan terus berkembang dan semakin maju. Mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sebagai seorang guru harus terus belajar meng-upgrade diri untuk bisa mengikuti perubahan dalam dunia pendidikan. Guru selalu belajar dan belajar agar dapat beradaptasi dengan pekembangan zaman karena guru harus mendidik anak/murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. 

    Budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai kebajikan universal atau perwwujudan dari sebuah keyakinan. Budaya positif di sekolah adalah perwujudan atau kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di sekolah dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal. Budaya positif di sekolah dilakukan dengan memiliki tujuan untuk mewujudkan generasi masa depan yang tercermin dalam Profil Pelajar Pancasila. 

    Pendidikan Guru Penggerak merupakan wadah atau sarana dari pemerintah khususnya Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang diciptakan untuk memfasilitasi para guru di Indonesia untuk belajar dan mengembangkan diri sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah. Saya merasa sangat bersyukur dapat mengikuti Pendidikan Guru Penggerak angkatan 9.

    Di dalam Pendidikan Guru Penggerak, saya telah belajar sampai pada modul 1.4 tentang Budaya Positif. Pada tahap akhir belajar di setiap modul adalah melakukan aksi nyata. Aksi nyata adalah bentuk penerapan dari materi yang telah dipelajari di setiap modul. Saya telah melakukan aksi nyata modul 1.4. Aksi nyata yang saya lakukan adalah melakukan diseminasi tentang budaya positif. Diseminasi saya lakukan di unit kerja saya yaitu SD Negeri Pelemgede 02 pada Kamis tanggal 19 Oktober 2023.

Berikut video aksi nyata yang telah saya lakukan dan mohon umpan balik dari Ibu/Bapak guru hebat agar saya bisa terus memperbaiki diri dan belajar dari pengalaman. Selamat menyaksikan....


Saya juga telah mengunggah aksi nyata pada laman Guru Berbagi di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Berikut ini linknya.


Terima kasih telah menonton video aksi nyata saya. 
Semoga selalu sehat dan bahagia untuk kita semua. Aamiin Ya Rabbal'aalamiin 

Wassalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Salam dan Bahagia Ibu/Bapak Guru Penggerak

Sabtu, 14 Oktober 2023

Koneksi Antarmateri Modul 1.4 Budaya Positif

 


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam dan Bahagia Bapak/Ibu Guru Penggerak

Berikut ini koneksi antarmateri modul 1.4 yang telah saya buat.

Kesimpulan mengenai peran saya dalam menciptakan budaya positif di sekolah antara lain:

  1. Peran saya sebagai guru kelas 2 di SD Negeri Pelemgede 02 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati dalam menciptakan budaya positif di kelas yaitu saya mulai dengan membuat keyakinan kelas bersama murid-murid kelas 2. Setelah itu saya dan murid-murid akan selalu berusaha untuk melaksanakan apa yang telah menjadi keyakinan kami. Keyakinan kelas 2 antara lain kami bersama-sama untuk masuk kelas tepat waktu, mendengarkan penjelasan guru, menjaga kebersihan kelas, beribicara yang sopan dan menghargai, selalu rukun dengan teman, memaafkan jika teman bersalah. Dengan adanya keyakinan kelas tersebut, saya berharap murid-murid akan tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, bertanggungjawab dan menghargai semua warga sekolah.
  2. Peran saya sebagai rekan sejawat dalam menciptakan budaya positif di sekolah yaitu saya berusaha melakukan dan memberi contoh pada rekan sejawat tentang hal yang baik dan bermanfaat untuk murid. Saya juga mendorong diri saya dan teman-teman guru untuk selalu menjalankan peran kita sebagai guru dengan baik, menjalankan tata tertib guru di sekolah dan tidak melakukan sesuatu yang melanggar kode etik seorang guru.
Sebagai guru hendaknya selalu melakukan hal-hal baik pada diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggerakkan murid-murid dan rekan sejawat di sekolah karena suatu kebaikan yang dilakukan secara terus menerus maka akan bisa memengaruhi lingkungan di sekitarnya yaitu lebih tepatnya agar dapat menciptakan budaya positif di sekolah.

Budaya positif tersebut dapat dijalankan dengan menerapkan konsep-konsep inti disiplin positif, memahami motivasi perilaku manusia dalam kaitannya dengan hukuman dan penghargaan, posisi kontrol seorang guru, membuat keyakinan sekolah/kelas dan penerapan segitiga restitusi dalam menyelesaikan permasalahan di sekolah.

Guru yang baik adalah guru yang dapat menjalankan perannya dengan baik dalam mendidik sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak dan bisa mewujudkan visi guru penggerak.

Pada modul 1.4 Budaya Positif saya telah memelajari materi: 
Disiplin Positif
  • Cara penerapan disiplin yang mengajarkan murid untuk bertanggung jawab dan menghargai diri mereka sendiri dengan nilai-nilai kebajikan yang mereka percaya. 
  • Mengarah ke disiplin diri yang menanamkan motivasi internal murid yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri murid untuk berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia.
Teori Kontrol
  • Dr. William Glasser pada Teori Kontrol (1984), menyatakan bahwa setiap perbuatan memiliki suatu tujuan, dan selanjutnya Diane Gossen (1998) mengemukakan bahwa dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan.
  • Sesungguhnya hanya kita yang dapat mengontrol diri kita sendiri. Begitu juga sebaliknya, kita tidak bisa mengontrol orang lain. 
Teori Motivasi
Ada 3 motivasi perilaku manusia antara lain:
  1. untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman: mereka menghindari permasalahan yang mungkin muncul dan berpengaruh pada mereka secara fisik, psikologis, maupun tidak terpenuhinya kebutuhan mereka, bila mereka tidak melakukan tindakan tersebut. Motivasi ini bersifat eksternal.
  2. untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain: mereka melakukan sebuah tindakan untuk mendapatkan pujian dari orang lain yang menurut mereka penting dan mereka letakkan dalam dunia berkualitas mereka. Mereka juga melakukan sesuatu untuk mendapatkan hadiah, pengakuan, atau imbalan. Motivasi ini juga bersifat eksternal.
  3. untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya: mereka melakukan sesuatu karena nilai-nilai yang mereka yakini dan hargai, dan mereka melakukannya karena mereka ingin menjadi orang yang melakukan nilai-nilai yang mereka yakini tersebut. Motivasi ini yang akan membuat seseorang memiliki disiplin positif karena motivasi berperilakunya bersifat internal, bukan eksternal.

Hukuman dan Penghargaan
Hukuman lebih ke arah cara mengontrol perilaku murid pada hal negatif sedangkan penghargaan adalah cara mengontrol perilaku murid pada hal positif. Hukuman mengotrol perilaku seseorang dengan sifat memaksa, menyakitkan dan menciptakan identitas gagal, sedangkan penghargaan merupakan bentuk pengendalian perilaku seseorang dengan suatu benda atau peristiwa yang diinginkan. Ternyata hukuman dan penghargaan adalah cara-cara mengontrol perilaku seseorang yang menghancurkan potensi untuk pembelajaran yang sesungguhnya.

Posisi Kontrol Guru
Ada 5 posisi kontrol guru antara lain:
  1. Penghukum: seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal.
  2. Pembuat merasa bersalah: mereka menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. 
  3. Teman: mereka menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang.
  4. Pemantau: kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi.
  5. Manajer: guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.
Kebutuhan Dasar Manusia
Kita melakukan suatu tindakan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Ketika mencapai apa yang kita inginkan, sebenarnya kita sedang memenuhi kebutuhan dasar kita sebagai manusia. Kebutuhan itu antara lain:
  1. Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival)
  2. Kasih sayang dan rasa diterima (love and belonging)
  3. Kebebasan (freedom)
  4. Kesenangan (fun)
  5. Penguasaan (power)
Keyakinan Kelas

Keyakinan kelas dibuat dengan tujuan guru dan murid akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya. Tentunya sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakini baik dan mewujudkan budaya positif di kelas.

Segitiga Restitusi

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996). Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah.

Terdapat 3 tahapan atau langkah dalam segitiga restitusi, yaitu:
  1. Menstabilkan Identitas
  2. Validasi Tindakan yang Salah
  3. Menanyakan Keyakinan
Refleksi: 
Saya telah memahami materi konsep-konsep inti dalam modul budaya positif yang berkaitan dengan disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas dan segitiga restitusi. 
Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?
Hal-hal menarik bagi saya dan di luar dugaan adalah ketika memelajari materi hukuman dan penghargaan. Ternyata penghargaan dapat merusak hubungan, mengurangi ketepatan, menurunkan kualitas, mematikan kreativitas, dan penghargaan sebagai hukuman. 

> Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Saya menyadari bahwa dalam menyelesaikan masalah pada murid, saya menggunakan posisi kontrol sebagai penghukum dan pembuat merasa bersalah. Seharusnya yang dilakukan guru yaitu meggunakan posisi kontrol manajer dalam menyelesaikan masalah dengan murid melalui langkah-langkah segitiga retitusi.

Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?
Saya menangani murid yang marah dan kesal saat pekerjaannya dicontek oleh temannya. Saya menggunakan langkah-langkah segitiga restitusi.

> Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?
Perasaan saya ketika mengalami hal-hal tersebut adalah merasa tertantang saat menerapkan segitiga restitusi. 

> Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?
Hal yang sudah baik yaitu murid sudah mulai terlihat ada motivasi dari dalam diri mereka untuk melakukan hal baik sesuai keyakinan mereka.
Hal yang perlu diperbaiki yaitu guru harus belajar untuk memposisikan diri pada posisi kontrol manajer.

> Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,  posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya? 
Saya lebih sering menggunakan posisi kontrol penghukum dan pembuat merasa bersalah. Perasaan saya ketika di posisi penghukum saat itu marah dan kurang mengendalikan emosi serta lebih lelah menjalaninya jika melihat murid mengulangi kesalahannya lagi dan saat di posisi pembuat merasa bersalah perasaan saya kecewa karena murid belum sesuai apa yang saya harapkan. Setelah memelajari modul ini, saya merasa senang dan tidak ada beban ketika bisa mengontrol emosi saya dan posisi yang saya gunakan adalah manajer. Perbedaannya yaitu posisi kontrol manajer lebih baik daripada posisi kontrol lainnya dalam menangani masalah murid di kelas/sekolah.

> Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Pernah, namun hanya tahapan menstabilkan identitas dan validasi tindakan yang salah. Saya bertanya pada murid apakah benar dia melakukan sebuah kesalahan/bertengkar dengan temannya, kemudian bertanya apakah yang dilakukan itu tindakan yang benar atau salah. Saya belum menggunakan tahap menanyakan keyakinan.

> Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Cara berkolaborasi dengan orang tua murid agar bisa menerapkan disiplin positif pada anak. Sehingga anak-anak akan selalu terbiasa melakukan hal baik secara terus menerus di rumah maupun di sekolah dan tercipta budaya positif di lingkungan anak.


Terima Kasih..
Salam dan Bahagia Bapak/Ibu Guru Penggerak
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 🙏🙏

AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF