Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam dan Bahagia Bapak/Ibu Guru Penggerak
Berikut ini koneksi antarmateri modul 1.4 yang telah saya buat.
Kesimpulan mengenai peran saya dalam menciptakan budaya positif di sekolah antara lain:
- Peran saya sebagai guru kelas 2 di SD Negeri Pelemgede 02 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati dalam menciptakan budaya positif di kelas yaitu saya mulai dengan membuat keyakinan kelas bersama murid-murid kelas 2. Setelah itu saya dan murid-murid akan selalu berusaha untuk melaksanakan apa yang telah menjadi keyakinan kami. Keyakinan kelas 2 antara lain kami bersama-sama untuk masuk kelas tepat waktu, mendengarkan penjelasan guru, menjaga kebersihan kelas, beribicara yang sopan dan menghargai, selalu rukun dengan teman, memaafkan jika teman bersalah. Dengan adanya keyakinan kelas tersebut, saya berharap murid-murid akan tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, bertanggungjawab dan menghargai semua warga sekolah.
- Peran saya sebagai rekan sejawat dalam menciptakan budaya positif di sekolah yaitu saya berusaha melakukan dan memberi contoh pada rekan sejawat tentang hal yang baik dan bermanfaat untuk murid. Saya juga mendorong diri saya dan teman-teman guru untuk selalu menjalankan peran kita sebagai guru dengan baik, menjalankan tata tertib guru di sekolah dan tidak melakukan sesuatu yang melanggar kode etik seorang guru.
Sebagai guru hendaknya selalu melakukan hal-hal baik pada diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggerakkan murid-murid dan rekan sejawat di sekolah karena suatu kebaikan yang dilakukan secara terus menerus maka akan bisa memengaruhi lingkungan di sekitarnya yaitu lebih tepatnya agar dapat menciptakan budaya positif di sekolah.
Budaya positif tersebut dapat dijalankan dengan menerapkan konsep-konsep inti disiplin positif, memahami motivasi perilaku manusia dalam kaitannya dengan hukuman dan penghargaan, posisi kontrol seorang guru, membuat keyakinan sekolah/kelas dan penerapan segitiga restitusi dalam menyelesaikan permasalahan di sekolah.
Guru yang baik adalah guru yang dapat menjalankan perannya dengan baik dalam mendidik sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak dan bisa mewujudkan visi guru penggerak.
Pada modul 1.4 Budaya Positif saya telah memelajari materi:
Disiplin Positif
- Cara penerapan disiplin yang mengajarkan murid untuk bertanggung jawab dan menghargai diri mereka sendiri dengan nilai-nilai kebajikan yang mereka percaya.
- Mengarah ke disiplin diri yang menanamkan motivasi internal murid yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri murid untuk berperilaku baik dan
berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi
nilai-nilai yang mereka hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia.
Teori Kontrol
- Dr. William Glasser pada Teori Kontrol (1984), menyatakan bahwa
setiap perbuatan memiliki suatu tujuan, dan selanjutnya Diane Gossen (1998)
mengemukakan bahwa dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang
maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan.
- Sesungguhnya hanya kita yang dapat mengontrol diri kita sendiri. Begitu juga sebaliknya, kita tidak bisa mengontrol orang lain.
Teori Motivasi
Ada 3 motivasi
perilaku manusia antara lain:
- untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman: mereka menghindari
permasalahan yang mungkin muncul dan berpengaruh pada mereka secara fisik, psikologis, maupun tidak terpenuhinya kebutuhan mereka, bila mereka tidak melakukan tindakan tersebut. Motivasi ini bersifat eksternal.
- untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain: mereka melakukan sebuah tindakan untuk mendapatkan
pujian dari orang lain yang menurut mereka penting dan mereka letakkan dalam dunia
berkualitas mereka. Mereka juga melakukan sesuatu untuk mendapatkan hadiah, pengakuan,
atau imbalan. Motivasi ini juga bersifat eksternal.
- untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya: mereka melakukan sesuatu karena nilai-nilai yang mereka yakini dan hargai,
dan mereka melakukannya karena mereka ingin menjadi orang yang melakukan nilai-nilai yang
mereka yakini tersebut. Motivasi ini yang akan membuat seseorang memiliki disiplin
positif karena motivasi berperilakunya bersifat internal, bukan eksternal.
Hukuman dan Penghargaan
Hukuman lebih ke arah
cara mengontrol perilaku murid pada hal negatif sedangkan penghargaan adalah
cara mengontrol perilaku murid pada hal positif. Hukuman mengotrol perilaku
seseorang dengan sifat memaksa, menyakitkan dan menciptakan identitas gagal,
sedangkan penghargaan merupakan bentuk pengendalian perilaku seseorang dengan
suatu benda atau peristiwa yang diinginkan. Ternyata hukuman dan penghargaan adalah cara-cara mengontrol perilaku
seseorang yang menghancurkan potensi untuk pembelajaran yang sesungguhnya.
Posisi Kontrol Guru
Ada 5 posisi kontrol guru antara lain:
- Penghukum: seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal.
- Pembuat merasa bersalah: mereka menggunakan keheningan yang membuat orang lain
merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.
- Teman: mereka menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang.
- Pemantau: kita bertanggung
jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi.
- Manajer: guru berbuat sesuatu bersama dengan
murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung
murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.
Kebutuhan Dasar ManusiaKita melakukan suatu tindakan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Ketika mencapai apa yang kita inginkan, sebenarnya kita sedang memenuhi kebutuhan dasar kita sebagai manusia. Kebutuhan itu antara lain:
- Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival)
- Kasih
sayang dan rasa diterima (love and belonging)
- Kebebasan (freedom)
- Kesenangan (fun)
- Penguasaan (power)
Keyakinan KelasKeyakinan kelas dibuat dengan tujuan guru dan murid akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya. Tentunya sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakini baik dan mewujudkan budaya positif di kelas.
Segitiga Restitusi
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih
kuat (Gossen; 2004). Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk
masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan,
dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan
dirinya setelah berbuat salah.
Terdapat 3 tahapan atau langkah dalam segitiga restitusi, yaitu:
- Menstabilkan Identitas
- Validasi Tindakan yang Salah
- Menanyakan Keyakinan
Refleksi:
Saya telah memahami materi konsep-konsep inti dalam modul budaya positif yang berkaitan dengan disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas dan segitiga restitusi.
> Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar
dugaan?
Hal-hal menarik bagi saya dan di luar dugaan adalah ketika memelajari materi hukuman dan penghargaan. Ternyata penghargaan dapat merusak hubungan, mengurangi ketepatan, menurunkan kualitas, mematikan kreativitas, dan penghargaan sebagai hukuman.
> Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Saya menyadari bahwa dalam menyelesaikan masalah pada murid, saya menggunakan posisi kontrol sebagai penghukum dan pembuat merasa bersalah. Seharusnya yang dilakukan guru yaitu meggunakan posisi kontrol manajer dalam menyelesaikan masalah dengan murid melalui langkah-langkah segitiga retitusi.
> Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?
Saya menangani murid yang marah dan kesal saat pekerjaannya dicontek oleh temannya. Saya menggunakan langkah-langkah segitiga restitusi.
> Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?
Perasaan saya ketika mengalami hal-hal tersebut adalah merasa tertantang saat menerapkan segitiga restitusi.
> Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?
Hal yang sudah baik yaitu murid sudah mulai terlihat ada motivasi dari dalam diri mereka untuk melakukan hal baik sesuai keyakinan mereka.
Hal yang perlu diperbaiki yaitu guru harus belajar untuk memposisikan diri pada posisi kontrol manajer.
> Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?
Saya lebih sering menggunakan posisi kontrol penghukum dan pembuat merasa bersalah. Perasaan saya ketika di posisi penghukum saat itu marah dan kurang mengendalikan emosi serta lebih lelah menjalaninya jika melihat murid mengulangi kesalahannya lagi dan saat di posisi pembuat merasa bersalah perasaan saya kecewa karena murid belum sesuai apa yang saya harapkan. Setelah memelajari modul ini, saya merasa senang dan tidak ada beban ketika bisa mengontrol emosi saya dan posisi yang saya gunakan adalah manajer. Perbedaannya yaitu posisi kontrol manajer lebih baik daripada posisi kontrol lainnya dalam menangani masalah murid di kelas/sekolah.
> Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Pernah, namun hanya tahapan menstabilkan identitas dan validasi tindakan yang salah. Saya bertanya pada murid apakah benar dia melakukan sebuah kesalahan/bertengkar dengan temannya, kemudian bertanya apakah yang dilakukan itu tindakan yang benar atau salah. Saya belum menggunakan tahap menanyakan keyakinan.
> Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Cara berkolaborasi dengan orang tua murid agar bisa menerapkan disiplin positif pada anak. Sehingga anak-anak akan selalu terbiasa melakukan hal baik secara terus menerus di rumah maupun di sekolah dan tercipta budaya positif di lingkungan anak.
Terima Kasih..
Salam dan Bahagia Bapak/Ibu Guru Penggerak
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ππ