Jumat, 20 Oktober 2023
AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF
Sabtu, 14 Oktober 2023
Koneksi Antarmateri Modul 1.4 Budaya Positif
Kesimpulan mengenai peran saya dalam menciptakan budaya positif di sekolah antara lain:
- Peran saya sebagai guru kelas 2 di SD Negeri Pelemgede 02 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati dalam menciptakan budaya positif di kelas yaitu saya mulai dengan membuat keyakinan kelas bersama murid-murid kelas 2. Setelah itu saya dan murid-murid akan selalu berusaha untuk melaksanakan apa yang telah menjadi keyakinan kami. Keyakinan kelas 2 antara lain kami bersama-sama untuk masuk kelas tepat waktu, mendengarkan penjelasan guru, menjaga kebersihan kelas, beribicara yang sopan dan menghargai, selalu rukun dengan teman, memaafkan jika teman bersalah. Dengan adanya keyakinan kelas tersebut, saya berharap murid-murid akan tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, bertanggungjawab dan menghargai semua warga sekolah.
- Peran saya sebagai rekan sejawat dalam menciptakan budaya positif di sekolah yaitu saya berusaha melakukan dan memberi contoh pada rekan sejawat tentang hal yang baik dan bermanfaat untuk murid. Saya juga mendorong diri saya dan teman-teman guru untuk selalu menjalankan peran kita sebagai guru dengan baik, menjalankan tata tertib guru di sekolah dan tidak melakukan sesuatu yang melanggar kode etik seorang guru.
- Cara penerapan disiplin yang mengajarkan murid untuk bertanggung jawab dan menghargai diri mereka sendiri dengan nilai-nilai kebajikan yang mereka percaya.
- Mengarah ke disiplin diri yang menanamkan motivasi internal murid yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri murid untuk berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia.
- Dr. William Glasser pada Teori Kontrol (1984), menyatakan bahwa setiap perbuatan memiliki suatu tujuan, dan selanjutnya Diane Gossen (1998) mengemukakan bahwa dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan.
- Sesungguhnya hanya kita yang dapat mengontrol diri kita sendiri. Begitu juga sebaliknya, kita tidak bisa mengontrol orang lain.
- untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman: mereka menghindari permasalahan yang mungkin muncul dan berpengaruh pada mereka secara fisik, psikologis, maupun tidak terpenuhinya kebutuhan mereka, bila mereka tidak melakukan tindakan tersebut. Motivasi ini bersifat eksternal.
- untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain: mereka melakukan sebuah tindakan untuk mendapatkan pujian dari orang lain yang menurut mereka penting dan mereka letakkan dalam dunia berkualitas mereka. Mereka juga melakukan sesuatu untuk mendapatkan hadiah, pengakuan, atau imbalan. Motivasi ini juga bersifat eksternal.
- untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya: mereka melakukan sesuatu karena nilai-nilai yang mereka yakini dan hargai, dan mereka melakukannya karena mereka ingin menjadi orang yang melakukan nilai-nilai yang mereka yakini tersebut. Motivasi ini yang akan membuat seseorang memiliki disiplin positif karena motivasi berperilakunya bersifat internal, bukan eksternal.
- Penghukum: seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal.
- Pembuat merasa bersalah: mereka menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.
- Teman: mereka menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang.
- Pemantau: kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi.
- Manajer: guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.
- Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival)
- Kasih sayang dan rasa diterima (love and belonging)
- Kebebasan (freedom)
- Kesenangan (fun)
- Penguasaan (power)
Keyakinan kelas dibuat dengan tujuan guru dan murid akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya. Tentunya sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakini baik dan mewujudkan budaya positif di kelas.
Segitiga Restitusi
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996). Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah.
- Menstabilkan Identitas
- Validasi Tindakan yang Salah
- Menanyakan Keyakinan
-
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan selamat datang anak-anak kelas 6 SD Negeri Pelemgede 02 yang bu guru ...
-
Selamat pagi anak-anak hebat dan cerdas, semoga kalian selalu sehat dan bahagia... Nah, sebelum latihan mengerjakan soal. Maka kalian berd...
-
Selamat pagi anak-anak kelas 6 SD Negeri Pelemgede 02 yang bu guru sayangi dan banggakan. Mari kita berdoa terlebih dahulu sebelum belaja...