RESUME BELAJAR MENULIS GELOMBANG 12
Pertemuan ke-13 | : Senin, 29 Juni 2020 |
Waktu | : Pukul 19.00-21.00 WIB |
Narasumber | : Dra. Betti Risnalenni, MM. |
Tema | : Mengelola Sekolah di Era Covid-19 |
Oleh | : Anik Sudarwati, S.Pd. |
Selamat malam Bapak/Ibu Guru hebat di seluruh Nusantara, semoga senantiasa sehat dan bahagia lahir batin. Malam ini, saya telah selesai mengikuti kegiatan belajar menulis bareng Om Jay, PGRI, dan Penerbit Andi. Tiba saatnya saya membuat resume dari pertemuan malam ini. Saya selalu senang dan berusaha untuk tidak terlambat menyimak materi tiap pertemuan.
Tema malam ini yaitu "Mengelola Sekolah di Era Covid-19". Seperti biasa, kegiatan dibuka oleh Om Jay kemudian dilanjutkan oleh Ibu Fatimah moderator hebat dengan DJTIS-nya. Narasumber malam ini yaitu Dra. Betti Risnalenni, MM. Beliau akan berbagi pengalaman tentang bagaimana mengelola sekolah di era covid-19 ini. Sebelum ke sesi tanya jawab, terlebih dahulu saya paparkan mengenai profil Ibu Betti. Bu Betti lahir di Padang, 13 Agustus 1968. Beliau adalah guru sekaligus pendiri Kelompok Belajar (KB), TK, dan SD Insan Kamil, Bekasi.
Foto Bu Betti, sumber: https://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2015/03/dra-betti-risnalenni-mm-pendiri.html
Bu Betti begitu lekat dengan dunia pendidikan. Bergelut sejak tahun 1991, lulusan IKIP Jakarta yang telah mendapatkan banyak penghargaan. Mulai dari guru dan kepala sekolah berprestasi se-Bekasi, juara 1 wanita berprestasi di bidang pendidikan dari walikota se-Bekasi, dan juara 1 wirausaha se-Jawa Barat. Dunia mengajar memang hal yang tak asing bagi beliau. Selain sebagai guru dan kepala sekolah, beliau juga sempat dilatih pengajar dari Malaysia untuk mengajar aritmatika dan kemudian membuka kursus. Bu Betti merupakan orang ke-6 yang membuka kursus aritmatika di Indonesia. Awalnya ia hanya punya tiga murid karena aritmatika saat itu belum banyak dikenal orang.
Tak patah arang, Bu Betti terus gigih mengenalkan aritmatika dengan
membagikan brosur sekaligus memperagakan alat aritmatika di saat pembagian
rapor di sekolah. Tak sia-sia, Bu Betti bisa mendapatkan murid sampai 400 orang
tahun 1998. Bahkan sampai memiliki 24 cabang dan membuat sendiri buku
aritmatika. Sambil berjualan buku, beliau juga memberi training gratis
bagi orang yang ingin membuka kursus. Selanjutnya, salah seorang yang membuka
kursus tersebut menawarkan pada Bu Betti untuk mendirikan TK di bilangan Bantar
Gebang.
Bu Betti yang sudah memiliki Yayasan Insan Kamil ini awalnya menolak
karena tidak memiliki biaya. Kalaupun membuka TK beliau menginginkan yang bagus
kualitasnya. Awalnya, di Maret 2003, Bu Betti mengontrak sebuah rumah dahulu untuk
mendirikan TK-nya. Namun baru setahun berjalan ketika masa kontraknya habis, si
pemilik rumah tidak mau memperpanjang kontrakannya lagi. Untungnya saat itu ada
orang yang menawarkan rumah dengan harga Rp 23 juta, sehingga TK-nya pun
akhirnya di pindahkan ke rumah tersebut.
Bu Betti menjelaskan bahwa sebenarnya
manfaat yang dapat diraih dari membuat sekolah itu bukan hanya untung uang
tapi banyak hal yang didapat. Bu Betti bisa jadi guru teladan, kepala sekolah
berprestasi dan juga juara interpreuner tingkat Jawa Barat untuk kalangan guru PAUD. Dan
dari segi pertemanan jangan ditanya. Bu Betti jadi punya banyak teman, pengetahuan
juga bertambah.
Begini cara yang diterapkan Bu Betti dalam mengelola sekolah di era covid-19. Mungkin yang Bu Betti lakukan sama dengan sekolah ibu bapak
semua. Bu Betti melakukan Daring selama 3 bulan ke belakang walau lokasi sekolah
saya Zona Hijau selama ini. Dan Alhamdulillah kata beliau tidak pernah ada yang kena covid 19.
Selama Daring materi tidak hanya pelajaran saja, tapi Bu Betti juga menugaskan kegiatan rumah (life skill dan karakter). Kata beliau masih berhasil
walau untuk tingkat KB dan TK sudah mulai bosan. Mereka pengen ketemu gurunya. Bu Betti mungkin agak nekat aja untuk jadi apa yang diinginkan. Kata Bu Betti, selama masa
pandemi ini kita memang harus bisa bekerja sama dengan seluruh guru dan
karyawan. Lebih
hati-hati juga karena mereka pun stress dengan musibah ini dan harus berpikir juga untuk mengajar. Bekerja di rumah lebih susah
karena gangguannya lebih banyak.
Betul sekali apa yang dikatakan oleh Bu Betti, memang mengajar tanpa tatap muka menjadi hal yang baru bagi saya terutama. Kita harus bekerja lebih ekstra, karena selain memberi tugas kepada anak didik , kita juga harus selalu mengontrol mereka sesering mungkin mengingatkan malaui WAG untuk selalu menjaga kesehatan agar terhindar dari bahaya covid-19 ini. Belum lagi, kalau dalam waktu sehari masih ada anak didik yang belum/telat memberitahu kabar/tugas mereka. Hal itu membuat saya jadi kepikiran. Saya pun menanyakan kepada teman mereka yang dekat dengan rumah anak didik tersebut.
Masuk ke sesi diskusi, hal-hal penting yang saya dapatkan ketika sesi tanya jawab yaitu:
- Biar anak tidak ketergantungan bermain hp, penugasan lewat hp juga harus ada pendidikan karakternya, jadi guru dan orang tua harus bekerjasama dalam waktu memegang hp. Guru itu lebih dipatuhi daripada orang tua. Jadi guru membantu memberi tau anak bahwa megang hp itu hanya selama berkomunikasi dengan guru dan juga boleh untuk bermain game 15 atau 30 menit. di alarm.
- Dalam mengelola sekolah itu banyak sekali tantangan. Untuk bisa survive kita memang harus sering menghitung pemasukan dan pengeluaran. Minimal rencana per tahun itu harus cermat walau kita bukan profit tujuannya. Tapi kita jangan nombok juga. Nanti kita tidak semangat dalam bekerja. Jika di sekolah ada koperasi, sebaiknya itu dikelola dengan baik. karena itu sumber keuangan juga.
- Untuk menghilangkan kekhawatiran tentang covid-19 ini, sekolah yang akan melakukan tatap muka pada tahun ajaran baru, maka sekolah bisa mengajukan ke dinas dengan melengkapi vidio profil, surat persetujuan orang tua dan program. Itu juga dinilai dulu. Tidak langsung boleh buka.
- Cara penyampaian pembelajaran daring pada peserta didik baru yang belum kita kenal yaitu kita sudah adakan pertemuan akhir tahun ajaran lalu. sekitar pertengah juni. anak anak kita mulai dengan cara foto dengan lingkungan sekolah. Terus kita kasi mainan edukatif. jadi mereka senang dan sudah pengenalan dengan calon gurunya.
- Motivasi awal Bu Betti mendirikan sekolah di Bekasi yaitu awalnya beliau pengen anak yang ekonominya minim bisa bersekolah di tempat yang bagus. Motivasi beliau adalah prinsip ini. Anak miskin di sekolah biasa / kurang itu biasa, anak kaya di sekolah bagus itu biasa. tapi anak kurang beruntung bisa disekolah bagus itu luar biasa. Itulah yang beliau lakukan di Insan Kamil. Yang yatim Free, yang tidak mampu pun free. Beliau tidak pernah minta mereka harus bawa SKTM . Karena sebenarnya tidak ada orang yang mau disebut miskin. kalau yg mampu sih bayar normal.
- Biar sekolah kita diminati oleh masyarakat, kita bisa adakan sosialisasi kepada orang tua atau masyarakat dengan menghadirkan narasumber yang sesuai yang mendukung sekolah.
- Kalau untuk pembelajaran Daring untuk anak KB dan TK itu sering membosankan bagi anak. Tapi beliau lebih memberikan kegiatan yang membuat mereka senang. Misalnya menugaskan membuat kue bersama orang tua.
- Nah, untuk mendirikan sekolah, langkah pertama, ijin warga. 100 tanda tangan. Ini lanjut ke RT, RW. Setelah itu kita ijin ke UPP atau UPTD. Lanjut ke disdik kota. Jaman beliau, disidangkan di tingkat kotamadya. Dan perlu tanah untuk TK min 300 m2, SD min 1000 m2, harus punya akte yayasan yang sampai KemHumkam.
- Tips memngelola 3 lembaga sekaligus: Jaga kesolidan dalam sekolah itu sendiri, bagi tugas berdasarkan kemampuan rekan kerja, sering pantau dengan sharing. (di sekolah Bu Betti setiap senin setelah pulang siswa)
- Manajemen keuangan saat pandemik: Di sekolah Bu Betti pembayaran segalanya 1 pintu. Boleh dicicil berdasarkan kemampuan. Setiap kegiatan, misalnya mau ulangan, harus lunas spp bulan..., pembagian modul harus lunas spp bulan .. jadi ortu tidak terbebani tp kita sudah punya harapan uang buat gajian guru dan karyawan.
- program karakter yang diterapkan di sekolah: Salaman, hafalan juz 30, hadist dan surat2 pendek, menjaga kebersihan, wirausaha.
Alhamdulillah malam ini kita mendapat ilmu tentang pentingnya kepemimpinan
kepala sekolah, kolaborasi dan inovasi dalam mengelola sekolah di era covid-19. Ilmu yang sangat bermanfaat bagi kami. Semoga kami dapat melaksanakan pembelajaran di tahun ajaran baru dengan baik dan lancar, aamiin...
Kesimpulannya:
Kalau ada niat baik lakukanlah, Allah pasti akan membantu. Kalau
mengerjakan sesuatu, lakukanlah yang terbaik karena nilainya akan memperbaiki
citra dan kehidupan kita.
Terima kasih Bu Betti, Om Jay, dan semua yang terlibat dalam kegiatan belajar menulis melalui WA Group ini. Ilmu yang kami dapatkan sangat bermanfaat.
Demikian resume yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat. Kritik dan saran sangat saya butuhkan untuk kemajuan tulisan saya.
Terima kasih, salam literasi...semangat menulis.
Anik Sudarwati, S.Pd.
SDN Pelemgede 02, Pati-Jateng