Kamis, 11 Juni 2020

RESUME BERBAGI PENGALAMAN MENERBITKAN BUKU DARI BAPAK AGUNG PARDINI




RESUME BELAJAR MENULIS GELOMBANG 12

Pertemuan ke-5          : Rabu, 10 Juni 2020
Waktu                         : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Narasumber                : Guru Agung Pardini
Tema                           : Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku

Oleh                            : Anik Sudarwati, S.Pd.

 

Temani aku meniup mimpi. Satu kalimat yang membuat saya penasaran dan semangat untuk belajar. Seperti biasa kegiatan yang baru saya ikuti yaitu Belajar Menulis Gelombang 12 bareng Om Jay dkk yang didukung oleh PB PGRI Ibu Unifah Rosyidi mewajibkan peserta untuk membuat resume dari setiap materi yang diberikan. Ini merupakan resume yang kelima., kami mendapat materi dengan tema “Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku”. Setiap pertemuan narasumbernya selalu berganti, kali ini narsumnya yaitu Bapak Agung Pardini.

Profil Bapak Agung Pardini sudah saya tulis pada postingan saya sebelumnya. Nama panggilan beliau adalah Guru Agung. Beliau memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum masuk ke materi inti. Berikut materi yang beliau berikan.

Beliau memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalaman beliau bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa, mereka terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, beliau mengatakan bahwa aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana. Ada beberapa kendala seperti 1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah. 2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office. 3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari. 4. Ejaan yang (belum) disempurnakan. Dari kendala tersebut, mereka mengatasi salah satunya dengan model pendampingan intensif.

Guru Agung mengatakan bahwa Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan. Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya. Berikut contohnya.


Nah buku ini adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media. Ini murni diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka.


Guru Agung mengatakan kalau buku ini kurang lebih mirip dengan buku yang di atas. Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan. Mereka mempunyai genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok. Berikut contohnya


Dua buku bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri. Ada yang di kepulauan, ada yang di hutan dan pegunungan, dan ada yang di pelosok kampong. Pernah ada guru muda mereka yang meninggal dalam tugas di penempatan. Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau diabadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI. Jamilah Sampara Award. Berikut foto beliau


Mereka  punya cara yang unik untuk mengajarkan guru-guru mereka menulis.. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru". Jurnal itu wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI. Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi.

Melalui jurnal itu, mereka pun para pengelola dan dosen jadi tahu tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati... macam-macam ceritanya. Kebiasaan menulis jurnal harian itu, Guru jadi terlatih buat menulis. Namun semua itu tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca. Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis. Itu melatih kepekaan literasi mereka. Maka mereka ada bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan. Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel.

Kata Guru Agung, yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Gak harus yang berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Itu efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru. Kata Guru Agung mereka sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

Berikut adalah contoh buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa.

        









Setelah memberikan motivasi dan inspirasi dalam menulis dan berkarya, Pak Guru Agung menyimpulkan kegiatan pada pertemuan kali ini. 1. Beliau merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu. 2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas. 3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".

Alhamdulillah semakin bertambah lagi pengetahuan saya tentang dunia tulis menulis. Pak Guru Agung memang luar biasa, pengalamannya dalam bekerja dan berkarya sangat menginspirasi. Sesuai dengan tema kegiatan belajar menulis ini yaitu “Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku”. Semoga saya dan semua peserta dapat mencontoh serta menghasilkan karya yang bermanfaat bagi banyak orang. Aamiin…………….

Demikian resume yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan jika ada kesalahan mohon kritik dan sarannya di kolom komentar. Terima kasih.

Semangat Menulis, Salam Literasi.


Anik sudarwati, S.Pd.

Pati, 11 Juni 2020.





19 komentar:

  1. Ayo ramai2 kita meniup mimpi...

    Kunjungi juga blog saya ya di https://fahdyfuhed.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Mulailah menulis setiap haro dari apa yag disukai dan kuasai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Om Jay...sebenarnya ada banyak yang di pikiran, namun masih banyak laporan sekolah jadi menulisnya tertunda tunda

      Hapus
  3. Bu Anik rumahnya keren. Pun tulisannya

    BalasHapus
  4. Maka menulislah, maka engkau "ada"....mantabz.

    BalasHapus
  5. bagus halamannya cantik, tulisannya keren

    BalasHapus
  6. Mantab bu....berkunjunglah ke rmhku sesekali

    BalasHapus

Modul Ajar