Minggu, 13 September 2020

Kadang hidup itu ada yang diuntungkan dan dirugikan

Munggu, 13 September 2020.
Di hari Minggu ini, banyak aktivitas yang telah saya jalani semenjak habis shalat subuh, di antaranya menyuci baju, menyuci piring, menyapu, dll. Semua bisa beres sampai pukul delapan pagi. Hari ini saya memang memutuskan untuk tidak memasak, karena sudah berencana akan sarapan di Mbalong sekalian ke Pasar Mbalong untuk belanja kebutuhan dapur. Sambil menunggu suami yang masih berada di sekolah mengerjakan verval nomor ponsel karena kebetulan suami saya OPS di sekolah, saya menyiapkan segala sesuatu untuk di bawa ke Mbalong seperti masker, dompet, tas, dll.

Suami saya telah datang dan kami segera berangkat ke Mbalong. Kami langsung saja sarapan di warung Mbak Sis Mbalong. Setelah selesai sarapan, saya diantar suami ke Pasar Mbalong. Segeralah saya membeli berbagai macam kebutuhan dapur untuk beberapa hari ke depan. Belanja sudah selesai dan kami segera pulang. Sampai di Pertamina Kudur, kami mampir untuk mengisi bensin motor terlebih dahulu.

Waktu masih berada di antrian yang cukup panjang, saya membaca selembar kertas yang dipajang dekat tempat pengisian bensin. Isi tulisan itu adalah aturan tentang prosedur pembelian bensin. Setiap konsumen tidak boleh membeli bensin premium lebih dari satu kali. Nomor semua kendaraan yang membeli pun dicatat oleh oleh petugas. Untuk menghindari pembelian ulang. Selain itu, ada maksimal jumlah pembelian, misalnya untuk mobil maksimal 150 ribu rupiah. 

Di depan antrian saya, ada pengendara mobil yang sudah siap diisi. Petugas bertanya mau beli berapa begitu. Nah, sopirnya masih nawar "250 ribu boleh ya mas?" katanya. Petugas pun manjawab bahwa tidak boleh lebih dari 150 ribu. Dalam hati saya berkata "bapak sopir mobil itu kenapa tidak bersyukur ya? Sudah dikasih banyak, eh masih kurang. Apa tidak kasihan ini yang antri pakai motor masih panjang. Tentunya motor membeli paling banyak 40 an ribu." Tidak lebih banyak dari mobil kan.

Semoga sopir mobil tadi bisa berubah pemikirannya dan orang lain bisa membaca keadaan seperti tadi untuk diambil hikmahnya. Tidak boleh serakah dan tetap mematuhi aturan. Biar semua merasakan sama rata, semua senang. Pertamina membuat aturan itu pun pasti dengan tujuan agar bensin premium bisa dinikmati oleh banyak orang.

Sudah sampai di rumah, saya segera merapikan belanjaan di kulkas biar rapi dan awet. Istirahat sebentar, saya dan suami duduk di ruang tengah tempat nonton televisi. Saya buka sedikit pintunya, anginnya pun lama-lama bisa bikin ngantuk. Tapi sayang, tidak bisa membuka pintu terlalu lama, sebab ada bau yang menyengat. Ketika malam hari semakin parah bau itu. Bau kotoran ayam yang ada di depan rumah untuk pupuk tebu itu sangat mengganggu pernafasan.

Rumah saya ada di pinggir desa, depannya lahan bengkok desa yang selalu ditamani tebu. Yah beginilah kehidupan, selalu ada yang diuntungkan dan dirugikan. Suami saya sudah protes, namun belum ada tindakannya sampai sekarang. Semoga pemilik lahan bisa dengan bisa segera mengganti dengan pupuk yang tidak menyemari lingkungan supaya warga di sekitar lahan tebu tidak terganggu oleh bau busuk pupuk kotoran ayam itu. Aamiin...

Tetap sabar tetap semangat menjalani hari Minggu yang cerah ini, saya dan suami mealnjutkan tugas laporan yang begitu banyak. Lalu menutup pintu biar tidak terganggu oleh bau...

Anik Sudarwati, S.Pd.
Pati-Jateng

9 komentar:

AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF